|
Gunung Ungaran 2.050 mdpl |
Gunung Ungaran terletak di Selatan-Barat Daya kota Semarang, Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai tinggi 2.050 mdpl. Bukan angka yang fantastis memang, tapi cukup menguras tenaga juga karena walaupun jalur pendakiannya yang singkat, namun medannya yang berbatu dan sulit. Rute pendakian gunung ungaran bisa ditempuh lewat dua jalur, yaitu jalur Mawar dari pasar Jimbaran dan jalur Medini lewat Boja Kendal, dimana kedua jalur tersebut akan bertemu di pertigaan kebun teh Peromasan, sebagian orang ada yang menyebutnya "Goa jepang". Jalur pulang pun bisa ditempuh dengan kembali ke jalur keberangkatan atau turun melewati Gedong Songo Bandungan, Ambarawa.Memasuki sebuah warung makan, kita pesan menu makan malam yang simpel saja tapi cukup untuk mengganjal perut hiking menuju puncak gunung ungaran. Saat makan kita bertegur sapa dengan gerombolan lainnya yang juga akan mendaki, ada yang dari bekasi, jogja, dan lain tempat. Perjalanan terhenti di Pos Mawar, pemandangan dari sini cukup indah, lampu kota yang berderet dari ungaran sampai salatiga terlihat jelas. Di dalam warung begitu hangat. Apapun bisa jadi bahan obrolan, ide guyonan yang sepele dan hampir tidak terpikirkan.
By the way, bagian yang menyenangkan dalam pendakian ini adalah kita melewati kebun teh Ungaran. Sebenarnya kalau mau jalan pintas mendaki bisa dari kebun teh Ungaran, dimana mobil masih bisa masuk ke dalam lokasi ini. Cuman, karena kita sombong dan begaya sok-sokan jago hiking semua, kita mengambil jalan susah. Hahaha. Menuju kebun teh dari arah Umbul Sidomukti, treknya berkelok-kelok tanpa kemiringan sekalipun.
Perjalanan dimulai dari Umbul Sidomukti, Gunung Ungaran. Saya Start dari Pasar sayur Jimbaran setelah adzan magrib bareng Mas Adam, Mas Aris, Mas Arik, Mas Muji, Mas Imut, Mas Thonie, Kakak Aby dan Kha . Dua nama terakhir adalah Newbie :p Dari Umbul Sidomukti nanti naik terus aja, sampai pada akhirnya ketemu pos pendakian pertama Gunung Ungaran. Sampai pada titik ini, karena kami mengendarai motor maka kami cukup menaiki motor untuk sampai di basecamp Mawar.
Di basecamp mawar malam ini ramai sekali, orang-orang yang akan mendaki mempersiapkan dirinya di sini, bahkan ada yang cuma camping, karena pemandangan dari sini dah cantik banget, lain waktu boleh juga niy coba camping ceria bersama teman-teman disini. Di basecamp Mawar ini ada penitipan sepeda motor dengan tarif Rp 2.000,00 per motor. Dan yang terpenting, disinilah warung terakhir dimana kita menikmati makan malam kita dan menambah ransum perbekalan pendakian kalo dirasa masih kurang.
Usai makan tidak kami langsung bergegas. Kami menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim untuk Sholat Maghrib dan Isya terlebih dahulu. Setelah itu kami baru melanjutkan perjalanan. Jalan kurang nuansa mendaki tapi suasana hutan memberi semangat yang beda. Kami berjalan santai, tidak terlalu cepat. Sambil bersenda gurau yang lumayan buat penyegaran.
Di sepanjang jalan kami menemukan pipa-pipa paralon putih bergantungan, rupanya aliran air dari sumber mata air di atas sana. Ketika di coba, ternyata lumayan brr..dingin airnya dan sweger. Keluar dari hutan, kebun kopi sudah menanti. Disana ada bak penampung air bersih dan kolam berukuran sekitar 8x15x1.5 meter yang bisa digunakan untuk berenang. Kami hanya lewat dan tidak mampir di kolam, hanya di sekitar kolam saja, bisa dikatakan kolam ini adalah kolam renang tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian diatas 1900 mdpl dengan bonus pemandangan hijau rimbun pohon dan atap birunya langit. Semakin jauh treknya berkombinasi antara tanjakan yang melelahkan dan jalan datar yang menyenangkan hingga tibalah kami di perkebunan teh, waah jadi berasa teawalk niy, tampak beberapa rumah penunggu perkebunan di pinggir jalan, dan tak jauh kemudian tibalah kami di pertigaan camp Promasan. Kami memutuskan untuk tidak nge-camp di jalan.
Dari awal kami berjalan kami di temani bintang-bintang yang gemerlap di langit. Semakin malam bintang yang muncul semakin banyak, berkelip dan bermacam rasi bintang terbentuk (aku cuma tau rasi bintang layang-layang. Hahaha). Pemandangan indah di langit berpadu dengan kerlip lampu kota semarang di bawah sana, menjadi kontras dan komplit. Pemandangan indah ini menjadi pengobat letih yang lumayan mujarab untukku Di penghujung kebun teh Ungaran ini kami langsung disergap tannjakan tanpa ampun dan dinding batu terjal menghadang, voila ini adalah medan yang paling bikin nangis setengah mati dengan hiking tingkat elevasi hampir 45 derajat, menembus hutan belantara melewati batang pohon yang melintang di tengah jalan. Jalannya emang bener cuman karena jarang dilewati jadi melewati jalan neraka dengan perasaan takut karena tiba-tiba ada ular muncul senggol-senggol kaki. Haha siapa suruh meremehkan Ungaran ?? :P
Perjalanan belum selesai, setelah menebas hutan-hutan yang nggak karuan jelasnya seperti baru babat alas, sesi kedua adalah menaiki gunung curam dengan berisi batu-batu. Kami harus hati-hati mengingat kalau salah langkah mengakibatkan keruntuhan batu yang lebih gede atau jatuh ke bawah mengulang perjalanan lagi. Oh God, cann’t imagine T.T
Trek bebatuan seperti nggak ada habisnya, nggak ada bonus jalan datar, setiap satu puncak punggungan langsung menghadang dinding batuan baru. Kembali menapaki terjalnya bebatuan, ilalang semakin tinggi. Sebelum sampai di puncak kami mendapati beberapa orang sedang shalat berjama'ah. Waaaaah rajinnya dalam suasana begini masih menunaikan Shalat Lail :) Saat embun mulai menetes kurang lebih pukul 02.30 dini hari kami sampai di Puncak. kami langsung mendirikan tenda dan memasak bekal yang kami bawa. Setelah perut terganjal oleh roti dan mie, kami pun beristirahat sembari menunggu sunrise. :)
Sunrise di Puncak Gunung Ungaran adalah sungguh luar baisa. Pemandangan di sekeliling tanpa penghalang, di timur langit tampak merekah kemerahan, di selatan menyembul Gunung Merbabu, Merapi yang masih berselimut awan. Perkebunan teh Medini terlihat membenang. Waaah sungguh pemandangan indah yang sempurna ^_^
|
Gunung Sindoro-Sumbing dari Gunung Ungaran |
Walaupun matahari mulai mengintip di ufuk sana, tapi dinginnya angin di puncak gunung ini masih membuat badanku menggigil. Semakin pagi, suasana di puncak makin ramai, gaduh oleh suara orang-orang yang bersukaria berhasil tiba di puncak gunung Ungaran. Kami langsung melakukan ritual wajib yaitu foto di Puncak Gunung Ungaran. Puncak gunung Ungaran terdapat prasasti Benteng Raider, lengkap dengan topi khas nya, ada satu tiang bendera untuk upacara. Kami dipuncak Gunung Ungaran hanya sekejap, tidak baik juga berlama-lama dipuncak karena matahari sudah tidak bersahabat, Sinar UV mulai menjilat kening dan wajah. 20 menit kami rasa cukup untuk mengabadikan moment narsis dalam frame foto. Usai berfoto-foto, kita kembali bersiap untuk turun.
|
Gunung Merapi-Merbabu dari Puncak Ungaran |
Karena kami menanjak ketika malam hari tentu tidak banyak foto yang bisa kami ambil. Karena itulah moment turun yang biasanya sekejap jadi aur biasa lama karena setiap 5 cm kami manfaatkan untuk foto hahaha :D Udah dulu ceritanya, mama memangil ;D uuppp
foto-fotoku ada di sini
0 komentar: