Wisata Jawa Tengah : Pulau Panjang, Jepara
Me, Gacez and Danang |
Pulau Panjang adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas kurang dari 20 hektar, pulau ini berjarak 1,5 mil laut dari Pantai Kartini Jepara. Untuk sampai di Pulau Panjang kita harus menuju ke Pantai Kartini, Jepara. Dari sana anda dermaga kecil yang khusus melayani rute jarak dekat penyeberangan pulang pergi ke Pulau Panjang. Sebenarnya bisa juga ditempuh melalui dermaga Pantai Bandengan.
Dermaga Pulau Panjang |
Kapal baru berangkat kalo udah dalam kondisi penuh, yang artinya kita harus nunggu rombongan lain buat gabung. Sekitar 10 menit kemudian, kapal udah full capacity (20 orang). Kita nyeberang dengan upeti sebesar 15.000 dengan jarak tempuh sekitar 40 menit. Kapal yang dipake masih dalam kondisi bagus.
Di tengah pulau ada makam Syekh Abu Bakar, salah satu tukoh penyebar agama Islam di Jepara dan sekitarnya. Gak heran kalo banyak rombongan peziarah yang biasanya keliatan nyeberang dalam jumlah banyak. Untuk fasilitas, santai aja di sini udah tersedia mushola, sumber air warung makan dan tempat sampah. Saran kalo mau main bawa bekal sendiri aja, biar berasa suasana pikniknya *gelar tiker*
Sampai di Pulau Panjang, waw tempatnya relatif bersih. Pasir putihnya masih bisa dipake buat lari lari gemes. Ombaknya gak terlalu besar dan suasananya juga gak terlalu rame. Kalo dibandingin sama pantai Kartini/ pantai Bandengan yang modelnya wisata keluarga kaya di Ancol, Pulau Panjang ini lebih sepi dan lebih bisa dipake buat merenung.
Turun dari dermaga kita gak langsung menuju ke bibir pantai, tetapi milih buat mengeksplor sisi kanan pulau. Masuk ke jalan lurus yang berujung ke hutan tropis, kita bisa liat semak-semak perdu, pohon kapuk randu, asam jawa dan beberapa pinus yang dipake sebagai habitat burung berkembang biak. Karena relatif lebat, kita jadi ga kepanasan waktu menelusuri jalan setapak. Udah gitu hutannya instagram banget cuy haha.
Lumayan bikin adem |
Niatnya sih pengen muterin pulau, siapa tau nemu spot-spot sepi yang bisa dipake buat leyeh leyeh, tapi kok jauh ya. Setelah neglongok beberapa tepian pulau kita sampe di salah satu sisi yang punya pasir putih. Ngarepnya sih karang atau underwaternya juga keren, soalnya di ujung pantai ada anak-anak kelautan Undip yang lagi melakukan restorasi karang/ ternak rumput laut.
Iseng masuk aer. Apakah bening? Apakah jernih? Apakah memiliki nuansa seperti di Maldives? Ya jelas enggak lah hehe. Airnya butek. Kalo kata mas Novan yang udah renang sampai ke ujung, visibilitynya emang butek. Karangnya lumayan terjal dan ikannya gak keliatan jelas. Ya jelas lah, wong biasa dipake buat nelayan mancing.
Meskipun gak menemukan surga underwater yang sekeren Laut Merah, Cayman Island, Great Barrier Reef atau Karimunjawa, tapi kita bisa menemukan ketenangan dengan suasana teduh yang bisa dipake sebagai mini escape kalo lagi suntuk. Pulau ini juga bisa dipake buat acara ngecamp bareng temen-temen kamu. Asal inget ya, gak usah alay dan anarkis coret-coret atau ninggalin sampah di sana.
Setelah puas nikmatin mini spot di sisi kanan pulau, main air, main ombak dan foto-foto, menjelang sore kita balik ke bibir pantai. Spot yang biasa dipake wisatawan buat mancing, berjemur dan renang-renang gemes. Garis pantai yang ada di sisi kiri pulau emang yang paling rame. Ada beberapa bule yang lagi berjemur, sisanya banyak yang lagi pada main air. Karena masih iseng sama underwaternya, kita nyelup lagi.
Again, underwaternya maish tetep butek. Kebayang gimana arus pantai dan kapal-kapal nelayang yang sering lalu lalang ngebuat para ikan jadi malu buat bikin “lapak”. Meskipun demikian kita masih bisa liat beberapa rumput laut dan ikan-ikan jenis air asin yang lalu lalang. Yang ngeri sih bulu babinya. Visibility yang rendah bikin parno kalo salah injek.
[]Lovalia
0 komentar: